Sebagai warga Kota Bojonegoro, sudah lama kita tidak mendengar tagline "Bojonegoro Matoh". Tagline yang sempat viral pada masa-masa Kang Yoto ini, dengan kata "Matoh" yang berarti "keren; bagus; menakjubkan" telah berganti menjadi tagline baru yang sekarang cukup sering diperdengarkan. Ya, wajar saja, ganti bupati :)
Tapi, warga Bojonegoro, tahu ngga nih, makna di balik "Pinarak" itu sendiri dan kenapa dijadikan sebagai tagline Bojonegoro pada kepemerintahan Bu Anna Mu'awanah? Nah, banyak yang ngga tahu kan. Jadi, mari kita kupas sedikit demi sedikit (karena penulis sendiri juga sebenarnya penasaran banget, hehe).
____
Bojonegoro merupakan kota wisata di Jawa Timur yang terkenal dengan api abadinya "Kayangan Api". Sebagai kota wisata, tentunya Bojonegoro menjunjung tinggi budaya-budaya yang ada. Dikutip dari 25 Tempat Wisata di Bojonegoro Terbaru & Terhits Dikunjungi - Java Travel terdapat kurang lebih 25 tempat wisata hits yang ada di Bojonegoro, di mulai dari Alun-Alun Kota Bojonegoro, beberapa air terjun dan sendang yang tersebar di desa-desa Bojonegoro, wisata di wilayah karst Bojonegoro, bendungan, kebun, taman bermain, sampai dengan taman wisata bertema minyak bumi. Ya, kalau Amerika Serikat punya Texas, Bojonegoro punya Teksas Wonocolo.
Lalu, apa sih hubungannya sama tagline "Pinarak Bojonegoro"?
Tagline "Pinarak Bojonegoro" merupakan tagline yang digunakan untuk branding wisata di Bojonegoro. "Pinarak" yang dalam Bahasa Jawa berarti duduk. Dalam tingkatan Bahasa Jawa, "Pinarak" merupakan Krama Inggil dari "Lungguh" yang tingkatannya lebih tinggi daripada "Lenggah" (Krama). Namun, dibeberapa kesempatan "pinarak" juga diartikan singgah sebentar alias mampir.
Seperti yang dikutip dari kumparan.com "Pinarak" pada tagline kali ini diambil dari kata "mangga pinarak" , yang berarti singgah atau mampir. Pinarak merupakan sebuah bentuk ajakan atau kesahajaan tuan rumah kepada tamu yang menawarkan atau mempersilakan kepada tamu (bisa diasumsikan sebagai teman atau saudara) untuk berkunjung ataupun sekedar mampir ke tempat tinggalnya.
Dari sini sudah dapat dilihat bukan, bahwa tagline "Pinarak Bojonegoro" bermaksud mempersilakan saudara-saudara sekalian (pengunjung) untuk mengunjungi atau mampir sebentar di kota wisata ini.
Kenapa kita harus pinarak? Ya, tentunya untuk menikmati serta tahu lebih jauh mengenai wisata dan budaya kota Bojonegoro.
Wisata di Bojonegoro memang sempat eksis di beberapa kesempatan, seperti pada saat libur lebaran. Banyak sekali pemudik yang datang untuk menyapa kembali keluarga yang ada di Bojonegoro. Suasana liburan yang mendukung inilah yang sangat cocok untuk menghabiskan waktu bersama dengan keluarga. Banyaknya masyarakat yang datang ke berbagai tempat wisata yang ada tentunya menjadi hal yang baik bagi pemerintah Bojonegoro. Dengan begitu, libur lebaran tersebut merupakan momen yang pas untuk memperkenalkan atau branding mengenai "Pinarak Bojonegoro".
Di sisi lain dari tempat-tempat wisatanya yang menjadi branding dari Kota Bojonegoro. Budaya yang berkembang di Bojonegoro juga merupakan potensi tersendiri. Tahun 2019 lalu, Tari Thengul mendapatkan kehormatan untuk tampil di Istana Negara, tepatnya saat Upacara Bendera 17 Agustus. Pertunjukan tersebut melibatkan ratusan penari berangkat keJakarta dan tampil di hadapan para pejabat negara termasuk Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Pada tahun kepemimpinan Bu Anna Mu'awanah memang berkomitmen pada pengembangan sektor pariwisata Bojonegoro. Dikutip dari jurnaba.co, Bu Anna berujar bahwa, "Lewat branding PInarak Bojonegoro, kami inigin mengembangkan sektor pariwisata. Bojonegoro memiliki potensi besar dalam bidang pariwisata."
Aksi pengembangan sektor pariwisata ini dimulai dengan membentuk agenda pariwisata Bojonegoro setahun penuh dengan penyelenggaraan event-event kebudayaan dan festival-festival unik di beberapa tempat di Bojonegoro. Bundaran khas di jalur masuk Bojonegoro juga dirombak menjadi monumen yang pada tiap sisinya memiliki relief tipis berupa simbol-simbol kebudayaan serta sektor-sektor wisata di Bojonegoro. Mulai dari batik, api abadi, jati, sapi, tembakau, dan minyak.
Beberapa taman di tepi jalan juga dihias sedemikian rupa agar lebih asri dan mencirikan kota wisata. Tagline "Pinarak Bojonegoro" juga dibangun di gapura Selamat Datang di perbatasan antara Kota Bojonegoro dengan Kota Ngawi. Tidak hanya pembuatan monumen bertuliskan tagline tersebut, beberapa tembok di tepi jalan juga dihiasi dengan lukisan-lukisan yang mengenalkan tempat-tempat wisata serta budaya yang Bojonegoro punya. Contohnya adalah tembok tepi jalan yang ada di Kelurahan Kepatihan. Lukisan-lukisan tersebut merupakan karya dari seniman dari kelurahan itu sendiri. Sehingga, di samping pelestarian budaya, juga dapat mengeksplor sumber daya manusia yang ada yang sebenarnya mumpuni untuk pelestarian itu sendiri.
Pada momen lebaran, pengenalan "Pinarak Bojonegoro" pada khalayak umum dilakukan dengan pemasangan umbul-umbul di sudut-sudut tempat wisata yang terpilih seperti Alun-Alun Kota Bojonegoro, Dander Water Park, GoFun Theme Park, dan Wisata Kebun Belimbing di Desa Ngringinrejo. Selain pada momen lebaran dan peletakan umbul-umbul, Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mengadakan panggung hiburan di masa-masa liburan untuk menarik perhatian masyarakat sekaligus mengenalkan tagline "Pinarak Bojonegoro".
Pada suatu kesempatan, panggung hiburan yang diadakan menghadirkan Godfather of Broken Heart, Didi Kempot. Di mana beliau mengapresiasi terkait tagline "Pinarak Bojonegoro" yang menurutnya enak didengar dan sangat familiar serta tetap menjunjung nilai budaya Jawa.
Di samping tagline "Pinarak Bojonegoro" ada satu tagline lagi yang menjadi satu kesatuan dan sebenarnya tidak bisa dipisahkan dengan tagline pinarak ini, yaitu tagline daerah "Bojonegoro Produktif" . Seperti yang kita tahu, bahwa potensi-potensi wisata dan budaya yang ada di Bojonegoro tidak akan bermanfaat dan berkontribusi pada pembangunan kota apabila tidak adanya aksi konkret dari masyarakatnya. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan ekonomi kreatif yang mampu memberdayakan masyarakat untuk senantiasa bekerja sama lebih intens, baik secara regional maupun internasional.
"Keterlibatan masyarakat akan terus dilakukan agar kelestarian budaya dan keberadaan destinasi wisata semakin berkembang lebih baik dan bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat itu sendiri, " ujar Bu Anna yang dikutip dari beritabojonegoro.com.
Nah, sekarang sudah terjawab, kan rasa penasarannya. Mengenai makna dari "Pinarak" dan kenapa digunakan "Pinarak". Bahkan, di samping tagline "Pinarak Bojonegoro" berdiri tagline daerah "Bojonegoro Produktif" yang berarti sebesar apapun potensi suatu daerah, tidak akan bermanfaat kalau tidak ada pemberdayaan masyarakatnya. Hal ini tentunya tidak hanya berlaku di Kota Bojonegoro saja, tetapi juga banyak kota-kota dengan potensinya masing-masing di luar sana.
Comments
Post a Comment