A.
Pengertian
Majas
Majas adalah bahasa kias atau pengungkapan gaya bahasa yang
dalam pemakaiannya bertujuan untuk memperoleh efek-efek tertentu agar tercipta
sebuah kesan imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya.
B.
Macam-macam
Majas
Ada
4 jenis Majas, antara lain :
1. Majas
Perbandingan.
2. Majas
Sindiran.
3. Majas
Pertentangan.
4. Majas
Penegasan.
C.
Pembahasan
1.
Majas
Perbandingan.
Majas Perbandingan
adalah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan
dan juga pengaruhnya terhadap pendengar dan pembaca.
A)
Sarkasme
Majas Sarkasme adalah
yang paling kasar dan biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah. Bahkan
terkadang majas ini dapat langsung menusuk perasaan.
Ø Contoh :
1) Dasar
kerbau dungu, kerja begini saja tidak
becus!
2) Otakmu
memang otak udang.
3) Mau muntah
aku melihat wajahmu itu, pergi kamu!
Majas Perbandingan
adalah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan
dan juga pengaruhnya terhadap pendengar dan pembaca.
B)
Asosiasi
atau Perumpamaan
Majas Perumpamaan
adalah perbandingan terhadap dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi
sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai dengan kata bagai, bagaikan, bak,
ibarat, seumpama, seperti, dan laksana.
Ø Contoh :
1) Semangatnya
keras bagaikan baja..
2) Mukanya
pucat bagai mayat.
3) Wajahnya kuning bersinar bagaikan bulan
purnama.
C)
Metafora
Majas Metafora adalah
Majas Perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan
tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama.
Ø Contoh :
1) Dewi malam
telah keluar dari balik awan.
·
Dewi malam = bulan
2) Engkaulah
belahan jatungku.
·
Belahan jantungku = kekasih atau hal
yang penting
3) Raja siang telah
keluar dari ufuk timur.
·
Raja siang = matahari
D)
Personifikasi
Personifikasi adalah
majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat
seperti manusia.
Ø Contoh :
1) Badai
mengamuk dan merobohkan rumah
penduduk.
2) Ombak
berkejar-kejaran ke tepi pantai.
3) Peluit
wasit menjerit panjang menandai waktu
pertandingan telah usai.
4) Banjir
besar telah menelan harta benda
penduduk.
5) Angin
pun berbisik menyampaikan salamku
padanya.
6) Peluru
mengoyak-oyak dadanya.
7) Kabut
tebal menyelimuti desa kami.
8) Matahari
mulai merangkak ke atas.
E)
Alegori
Alegori adalah majas
perbandingan yang menggambarkan perbandingan utuh dan membentuk satu kesatuan.
Umumnya mengandung sifat-sifat moral manusia.
Ø Contoh :
1) Suami
sebagai nahkoda, istri sebagai juru mudi.
2) Mendayung
bahtera rumah tangga.
F)
Simbolik
Simbolik adalah majas
perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan benda- benda lain
sebagai perbandingan.
Ø Contoh :
1) Ia
terkenal sebagai buaya darat.
2) Rumah
itu hangus dilalap si jago merah
(api).
3) Ia
adalah seorang lintah darat (pemakan
riba).
G)
Metonimia
Metonimia adalah majas
yang menggunakan cirri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda
sebenarnya. Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang
menjadi merek, cirri khas, atau atibut.
Ø Contoh :
1) Di
kantong ayah selalu terselip gudang garam
(rokok Gudang Garam).
2) Setiap
pagi ayah selalu menghirup kapal api (kopi
Kapal Api).
3) Ayah
pulangg dari luar negeri dengan menaiki garuda
(pesawat Garuda).
H)
Sinekdokn
Sinekdok adalah majas yang
menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya.
Majas ini terdiri atas :
v Pars pro toto : menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Ø Contoh : Hingga detik ini dia
belum nampak batang hidungnya
(padahal yang terlihat bukan batang hidungnya
saja).
v Totem pro parte : menyebutkan keseluruhan untuk
sebagian.
Ø Contoh : Indonesia
merenggut piala Thomas kembali
(padahal yang mendapat piala hanya 1 tim
sepakbola dari Indonesia, bukan seluruh Indonesia).
I)
Simile
Simile adalah pengungkapan
dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung,
seperti layaknya, bagaikan, umpama, ibarat, bak, dan bagai.
Ø Contoh :
1) Kau
umpama air aku bagai minyaknya
2) Bagaikan
Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
J)
Alusio
Alusio adalah majas yang menunjuk
secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau hal dengan menggunakan peribahasa
yang sudah umum ataupun mempergunakan sampiran pantun yang isinya sudah
dimaklumi. Majas ini disebut juga majas kilatan.
Ø Contoh :
1)
Dia itu tong kosong nyaring bunyinya.
2)
Kau ini memang tua-tua keladi.
K)
Eufimisme
Majas Eufimisme adalah
majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan kata-kata lain untuk
sopan-santun tabu bahasa (pantang)
Ø Contoh : Pana tunakarya perlu prihatin dari pemerintah
2.
Majas
Sindiran
Majas Sindiran adalah
kata-kata berkias yang menyatakan sindiran utnuk meningkatkan kesan dan
pengaruhnya terhadap pendengar dan pembaca. Majas sindiran dibagi menjadi :
A)
Sarkasme
Majas Sarkasme adalah
yang paling kasar dan biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah. Bahkan
terkadang majas ini dapat langsung menusuk perasaan.
Ø Contoh :
4) Dasar
kerbau dungu, kerja begini saja tidak
becus!
5) Otakmu
memang otak udang.
6) Mau muntah
aku melihat wajahmu itu, pergi kamu!
B)
Sinisme
Majas
Sinisme adalah Majas Sindiran yang menyatakan sindiran secara langsung atau
menggunakan kata-kata sebaliknya tetapi bersifat lebih kasar.
Ø Contoh :
1)
Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh seorang yang
terpelajar sepertimu.
2)
Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu yang tidak wajar itu.
3.
Majas
Pertentangan
Majas Pertentangan
adalah kata – kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan
sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud memperhebat atau
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pembaca atau pendengar.
A)
Ironi
Majas
Ironia adalah Majas Sindiran yang melukiskan sesuatu dengan menyatakan dari yang sebenarnya dengan maksud untuk menyindir
seseorang.
Ø Contoh :
1) Bagus sekali
tulisanmu, saking bagusnya aku sampai tidak dapat membacanya.
2) Ini
baru namanya siswa teladan, setiap
hari selalu saja pulang malam.
3) Bagus benar
omonganmu itu, sampai menyakitkan hati.
4) Kau
memang pandai mengerjakan soal itu,
bahkan tak ada satu soalpun yang betul.
B)
Hiperbola
Hiperbola adalah majas
yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan
kesan mendalam atau meminta perhatian.
Ø Contoh :
1) Harga
bensin membumbung tinggi.
2) Kakakku
membanting tulang demi keluarga.
3) Suaranya
menggelegar membelah angkasa.
4) Keringatnya
menganak sungai.
5) Tubuhnya
tinggal kulit membalut tulang.
C)
Litotes
Litotes adalah majas
yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataan dengan
mengecilkan dan menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Ø Contoh :
1) Perjuangan
kami hanyalah setitik air dari samudera
luas.
2) Makahlah
seadanya dengan nasi dan air putih saja.
3) Mengapa
kamu bertanya seperti orang bodoh seperti
saya ini?
4)
Tapi,
maaf kami tak dapat menyediakan apa-apa. Sekadar air untuk membasahi
tenggorokan saja yang ada.
5)
Tentu
saja karangan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, semua kritik dan saran akan saya
terima dengan senang hati.
D)
Antitesis
Antitesis adalah majas yang
menggunakan paduan kata yang berlawanan arti.
Ø Contoh :
1) Tua
muda, besar keci,
ikut meramaikan festival itu.
2) Miskin
kaya, cantik buruk,
sama saja di mata Tuhan.
3) Hidup
matinya manusia
ada di tangan Tuhan.
E)
Paradoks
Paradoks adalah majas yang
mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Ø Contoh :
1) Hatinya sunyi tinggal di kota Jakarta yang ramai.
2) Hatiku merintih di hingar bingar
pesta yang sedang berlangsung ini.
3)
Memang
hidupnya mewah, mempunyai mobil, rumahnya besar, tetapi mereka tidak
berbahagia. Tidak tahu mengapa, mungkin karena belum mempunyai anak.
4)
Walaupun
ia tinggal di kota besar, kota metropolitan, hiburan ada di
mana-mana, ia bercerita padaku katanya kesepian.
F)
Majas Kontradiksi Intermiris
Majas Kontradiksi Intermiris adalah
majas pertentangan yang memperlibatkan pertentangan dengan penjelasan lebih
dahulu sebagai pengecualian.
Ø Contoh :
1)
Semua
murid kelas ini hadir, kecuali Hasan yang sedang ikut olimpiade.
2) Sebenarnya semua saudaranya, yang
dulu-dulu pandai, hanya dia sendiri yang bodoh. Mungkin saja
karena malasnya.
3) Malam itu gelap
gulita, tanpa kerlip kunang-kunang yang sebentar
tampak dan sebentar hilang.
G)
Majas Okupasi
Majas Okupasi adalah majas yang
melukiskan bantahan atau pendapat, tetapi pada akhirnya diberi penjelasan atau
kesimpulan.
Ø Contoh :
1) Merokok
itu merusak kesehatan, tetapi si perokok tidak dapat menghentikan kebiasaannya.
Maka muncullah pabrik-pabrik rokok karena keuntungnya banyak.
2)
Memang
benar musyawarah itu merupakan wadah untuk mencari
kesepakatan. Namun tidak jarang menjadiwadah pertentangan para
pesertanya.
H)
Antonomasia
Antonomasia adalah penyebutan
seseorang berdasarkan cirri khusus yang dimilikinya.
Ø Contoh :
1) Aku lihat si botak bertemu dengan si
kribo tadi pagi.
2) Jika kau macam-macam padaku, si gendut yang akan menghadapimu.
3) Ssss!! Diam, si cerewet sudah datang.
4.
Majas Penegasan
Majas Penegasan adalah kata – kata
berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya
terhadap pendengar atau pembaca. Majas Penegasan dibagi menjadi :
A)
Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang
menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu
kata.
Ø Contoh :
1) Semua siswa di atas agar segera
turun ke bawah.
2) Mereka mendongak ke atas menyaksikan
aksi pesawat tempur.
B)
Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan
kata- kata sebagai penegasan.
Ø Contoh :
1) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dan dialah
yang kuharap.
2) Yang kaya merasa miskin, yang miskin merasa kaya
C)
Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan
yang biasanya ada di dalam puisi.
Ø Contoh :
1) Cinta adalah pengertian
Cinta adalah
kesetiaan
Cinta
adalah pengorbanan
D)
Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan engan mengulang
beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan.
Terkadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Ø Contoh :
1) Saya khawatir dan was- was akan keselamatannya.
2) Bukan,
bukan, bukan
itu yang aku maksud. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
3)
Seharusnya
sebagai sahabat, kita hidup rukun, akur,
dan bersaudara.
E)
Klimaks
Majas Klimaks adalah majas yang
menyatakan sesuatu secara berturut-turut dan makin lama makin meningkat.
Ø Contoh :
1) Semua pihak mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua pun
mengikuti lmba di bulan Agustus.
2) Ketua
RT, RW, Kepala Desa, Gubernur, bahkan Presiden sekalipun tidak mempunyai hak untuk
mengurusi hak pribadi orang lain.
F)
Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang
menyatakan beberapa hal seara berturut-turu yang semakin lama semakin menurun.
Ø Contoh :
1) Kepala
sekolah, guru, staff sekolah, dan siswa juga hadir dalam pesta perayaan kelulusan itu.
2) Di
kota dan di desa hingga ke pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke-62.
G)
Retorik
Retorik adalah majas yang berupa
kaliamat tanya namun tak memerlukan jawaban karena sudah pasti diketahui
jawabannya. Tujuannya untuk memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Ø Contoh :
1) Kata siapa cita-cita bisa didapat
cukup dengan sekolah formal saja?
2) Apakah ini orang yang kamu
bangga-banggakan selama ini?
3) Mana mungkin orang yang telah mati
hidup kembali?
H)
Simetri
Simetri adalah majas yang melukiskan
sesuatu dengan mempergunakan 1 kata, kelompok kata, atau kalimat yang diikuti
oleh kata yang seimbang artinya.
Ø Contoh : Ayah diam tidak berkata-kata.
D. Penutup
Kepada Guru Pembimbing saya
sampaikan terima kasih.
Penggolongan majas ini berdasarkan pemikiran saya, karena di berbagai sumber yang saya kunjungi, banyak yang berbeda pendapat. Sehingga saya membuat kesimpulan sendiri. Apabila ada kesalahan, mohon maaf karena saya juga masih merupakan seorang pelajar. :)
Comments
Post a Comment