Pertanian
menurut Mosher (1966) yaitu suatu bentuk produksi yang khas, yang juga
didasarkan atas proses pertumbuhan dari tanaman dan hewan. Pada masa pandemic
COVID-19 ini peran pertanian sangatlah penting. Berikut uraian tiga peran utama
pertanian:
Seperti yang kita ketahui bahwa produk dari sektor
pertanian adalah bahan pangan. Pangan sendiri merupakan kebutuhan primer bagi
setiap manusia. Dalam kehidupan bernegara, kehidupan masyarakat yang baik akan
terbentuk dengan sumber bahan pangan yang baik pula. Terpenuhinya ketersediaan
bahan pangan akan menyeimbangkan kebutuhan gizi masyarakat. Pada masa pandemic,
bahan pangan ditakutkan menjadi semakin langka, oleh karena itu, sektor
pertanian berperan besar dalam menghadapi masalah ini. Semua kebijakan
pemerintah yang ada mengenai upaya memperkuat ketahanan pangan tidak akan
berlangsung baik apabila tidak ada campur tangan dari sektor pertanian. Oleh
sebab itu, sektor pertanian sangatlah penting dan diperlukan optimalisasinya di
masa-masa pandemic sekarang ini.
Pangan menjadi sektor prioritas bagi pemerintah untuk
mengendalikan laju inflasi pada 2020 (bisnis.com, 12/06/20). Hal tersebut
terjadi akibat adanya masalah pangan terkait ketersediaan pasokan dan
distribusi di masa pandemic (seperti kebijakan PSBB). Guna mendukung ketersediaannya pasokan,
sektor pertanian, pemerintah berikan alokasi anggaran untuk cadangan pangan.
Sedangkan, peran sektor pertanian di sini adalah meningkatkan kapasitas
produksi nasional melalui dukungan subsidi pupuk dan kredit, serta bantuan
benih juga alat/mesin pertanian. Distribusi bahan pangan yang terhambat
dikarenakan masalah PSBB dapat dilakukan pemetaan ulang dengan berdasar atas
kebijakan satu peta dari pemerintah yang dikeluarkan di akhir tahun 2019.
Pembangunan di sektor pertanian juga dapat
meningkatkan penghematan. Perkembangan yang terjadi di sektor pertanian akan
membuat kita mengolah bahan pangan secara bijak mengingat pandemic COVID-19
yang masih berlangsung sampai dengan sekarang. Tidak hanya itu, dengan adanya
teknologi yang berkembang. Petani-petani masa kini mulai berpikir untuk
menghasilkan pangan berkuantitas dan kualitas tinggi dengan sedikit modal.
Untuk hal tersebut, kelompok petani mulai dapat mengupayakan untuk bekerja sama
dengan unit koperasi.
 |
Sumber : https://twitter.com/FAO?s=08 |
Food
and Agriculture Organization (FAO) menyampaikan akan terjadinya ancaman
kelangkaan pangan pada masa pandemic COVID-19. Dalam menyikapi hal ini,
Presiden Jokowi telah memberikan perintah kepada jajarannya melalui video conference
di Jakarta pada Kamis, 30 April 2020 dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Nasional (Musrenbangnas) agar meninjau kesiapan ketahanan pangan mulai dari
produksi hingga tahap distribusi (Pusat Penelitian Kependudukan, LIPI).
Sedangkan, bila ditinjau lebih jauh,
konflik ketahanan pangan juga pernah dibahas pada sebuah seminar sehari “Peran
Petani dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan” yang digelar pada
4 September 2013 lalu. Pemaparan dengan judul Role of Small Farmers on Sustainable Food Security yang disampaikan
oleh narasumber Carlos Arthur B Da Silva, Ph.D (Deputy Director of Rural Infrastructure and Agro Industries Division
FAO). Dari seminar tersebut kita akan mengetahui bahwa pertanian merupakan
sektor utama penyedia pangan serta tenaga kerja penduduk Indonesia. Namun,
sebagian besar dari petani di Indonesia adalah petani dengan kepemilikan lahan
yang sempit dan terbatas. Pada tahun 2017, rata-rata kepemilikan lahan oleh
petani di Indonesia hanya mencapai 0,8 hektare, masih jauh dibanding Jepang
yang saat itu mencapai angka 1,57 hektare (Afrianto, 2017). Dikarenakan kondisi
tersebut produksi pangan di Indonesia rentan mengalami penurunan.
Perihal penurunan produksi pangan
masyarakat Indonesia ini akan semakin genting di masa pandemi COVID-19. Oleh
karena itu, peningkatan peran sektor pertanian dalam mempertahankan bahkan memperkuat
ketahanan pangan sangatlah diperlukan. Adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) akan memperlambat proses distribusi pangan juga kesegaran pada produk.
Akibatnya akan terjadi penurunan harga komoditas yang cukup siginifikan. Peran pertanian
dapat ditingkatkan melalui pemetaan ulang stok-stok pada masing-masing daerah
agar pangan dapat terdistribusi secara maksimal ke seluruh Indonesia.
Selain itu, optimalisasi fungsi
kelompok-kelompok tani dan koperasi juga
perlu dilakukan guna menyeimbangkan kebijakan dari pemerintah. Pemerintah dapat
sekaligus memanfaatkan ketersediaan data dan melalukan uji validitas dari
kebijakan satu peta yang baru saja diluncurkan oleh pemerintah pada akhir 2019
sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal untuk distribusi pangan yang
maksimal (Pusat Penelitian Kependudukan, LIPI).
Penerapan kemitraan petani dengan
perusahaan (contract farming) dapat
dilakukan untuk meningkatkan peran petani dalam upaya memperkuat ketahanan
pangan Indonesia. Dengan diadakannya kontrak ini, modal, kredit, dan teknologi
akan meningkat disertai dengan meningkatnya akses pasar dan stabilitas
pendapatan petani. Pendapatan petani yang stabil akan mempermudah petani untuk
kembali menanam bibit dan berproduksi kembali.
Pangan menjadi salah satu perihal yang
penting di masa pandemik COVID-19 kali ini. Menghindari terjadinya kelangkaan
pangan seperti yang dinyatakan oleh FAO, optimalisasi peran pertanian sangatlah
diperlukan untuk meningkatkan ketahanan pangan di masa-masa pandemik. Dalam pelaksanaan
perannya, tidak hanya petani dengan lahan besar yang mengambil bagian, namun
petani kecil juga dapat ikut serta dalam mewujudkan ketahanan pangan yang
berkelanjutan melalui kemitraan.
Referensi:
Comments
Post a Comment