Skip to main content

TEKS NEGOSIASI



    Ayu adalah seorang yang sedang nyasar di suatu daerah, dia kebingungan mencari arah. Tiba saatnya dia berada di pinggir jalan yang terdapat pengkolan ojek di sana. Dia mencari-cari seseorang yang sekiranya dia kenal di antara tukang-tukang ojek itu, tapi hasilnya nihil. Dia tidak menemukan seseorang pun yang dia kenal. Namun, di sana ada seorang tukang ojek perempuan yang paling cantik di antara tukang-tukang ojek lainnya, ya karena tukang ojek lainnya adalah para laki-laki :v
Ayu                 : “Eh, ini di mana sih. Kayaknya aku nyasar deh. Toh, nama jalannya juga tidak   tertera di petaku.” (menatap palang nama jalan)
Ayu                 : “Nah, ada pengkolan ojek, tuh. Tanya di sana aja deh (menuju pengkolan ojek)
Ayu                 : Clingak-clinguk mencari orang yang sekiranya dia kenal. “Permisi, Mbak. Mbak tukang ojek kan ya?”
Sarah               : “Ya iyalah gak lihat ini ada tulisannya, ‘Pengkolan Ojek’?”
Ayu                 : “Oke. Kalau begitu, boleh anterin saya ke alamat seseorang nggak, Mbak?”
Sarah               : “Tentu, tapi alamatnya mana?”
Ayu                 : “Jalan aja dulu, nanti aku kasih tahu.”
Sarah               : “Tahu? Saya maunya duit, bukan tahu.”
Ayu                 : “Bukan tahu itu...”
Sarah               : “Lha tahu yang mana?”
Ayu                 : “Tahu ledok :v”
Mereka berdua pun akhirnya boncengan naik motor. Setelah berjalan cukup lama, mereka pun sampai di pertigaan, itu membuat mereka bingung.
Ayu                 : “Stop-stop-stop.”
Sarah               : “Pertigaan ini belok mana?”
Ayu                 : “Kayaknya kiri deh.”
Sarah               : “Oke.”
            Setelah sekian lama perjalanan, mereka pun pergi ke tujuan.
Ayu                 : “Stop-stop-stop”
Sarah               : “Apa lagi, sih.”
Ayu                 : “Ini udah sampai.”
Sarah               : “Oh, udah sampai toh. Cepet turun kalau gitu.”
Ayu                 : “Santai dong, masa sama penumpang gitu.”
Sarah               : “Ini santai, please. Eh, tunggu-tunggu, kayaknya aku kenal deh rumah ini. Oh iya, ini kan rumahku. Lah, kamu ngapain ke sini?”
Ayu                 : “Rumah kamu? Kayaknya gak mungkin deh, kamu tukang ojek masa rumahnya bagus gini.”
Sarah               : “Ngenyek sekali. Gini-gini gue tajir. Ini beneran rumah gue, emang mau ngapain ke sini sih?”
Ayu                 : “Mau beli mobil.”
Sarah               : “Jadi, mbak yang tadi pagi nelpon saya? Yang katanya mau beli mobil itu?”
Ayu                 : “Ya”
Sarah               : “Silakan masuk!”
Ayu                 : “Beneran ini, aku boleh masuk.”
Sarah               : “Iya.”
Mereka pun masuk rumah dan melanjutkan obrolannya tentang pembelian mobil.
Sarah               : “Berarti kamu Mbak Ayu ya?”
Ayu                 : “Ya, benar sekali.”
Sarah               : “Langsung ke intinya saja ya.  Jadi, Mbak sudah lihat foto mobil saya yang saya pasang di BukaPalak.com?”
Ayu                 : “Ya, saya sudah lihat kok.”
Sarah               : “Mbak tertarik nggak? Barangnya itu sama yang seperti di foto lho, tanpa edit.”
Ayu                 : “Oh ya? Wah, bagus beneran berarti ya.”
Sarah               : “Mari, lihat barangnya dulu. Mungkin nanti Mbak bisa lebih yakin untuk membelinya jika sudah benar-benar lihat barangnya.”
Ayu                 : “Bole-bole :v”
Sarah               : “Nah, ini dia mobil saya.” (Sambil membuka garasi)
Ayu                 : “Masih bagus gini, kenapa dijual sih, Mbak?”
Sarah               : “Memang masih bagus, saya baru beli ini setahun yang lalu. Masih jarang saya pakai. Belum pernah ganti cat atau mesin apapun. Saya juga lebih suka pakai motor, biasalah anak trip, bareng temen-temen, wanita karir bruh, butuh yang namanya refresing :v dan kalau ini mobilnya kan metik, jadi susah buat jalan nanjak.”
Ayu                 : “Ya, kebetulan banget saya juga lagi cari mobil metik nih, Mba. Jadi, kira-kira ini harganya berapa ya?
Sarah               : “Saya belinya ini dulu 175 juta. Sekarang saya jualnya 150 deh buat Mbaknya.”
Ayu                 : “Kemahalan itu mah, 100 jt ya?”
Sarah               : “Aduh, Mbak. Kalau segitu saya bisa rugi. Naikin sedikit deh.”
Ayu                 : “110 juta.”
Sarah               : “140 juta ya?”
Ayu                 : “115 deh.”
Sarah               : “125 deh, gimana? Itu sudah saya kurangi banyak lho. Mbak.”
Ayu                 : “Oke, 125 juta saya setuju.”
Sarah               : “Deal?”
Ayu                 : “Deal!”
Ayu pun memberikan uang cash kepada Sarah.
Sarah               : “Oke, ini kunci mobilnya.”
Ayu                 : “Sip. Langsung aku bawa pulang ya?”
Sarah               : “Oke.”
Ayu                 : “Eh, Mbak Sarah, kasih tahu jalan pulang dong. Saya  lupa nih.”
Sarah               : “Tahu jalan pulang? Bukannya kamu tadi yang mau ngasih aku tahu ledok ya?”
Ayu                 : “Bukan tahu itu.”
Sarah               : “Lha apa?”
Ayu                 : “Wis lah, mbuh.”

Sekian.
Untuk selebihnya bisa diimprove.


Sumber : Teks ke lima dari http://www.yuksinau.com/2016/10/6-contoh-teks-negosiasi-singkat.html
Dengan sedikit pengubahan.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Tutur Kata yang Baik dan Buruk

No. Tutur Kata yang Baik Tutur Kata yang Buruk 1. “Permisi, saya mau tanya. Rumahnya bapak kepala desa ini di mana ya?” “Hai kamu, tau rumahnya kepala desa di sini tidak? Masa sih warga desa tidak tahu rumah kepala desanya.” 2. “Boleh pinjam penghapusmu tidak? Aku lupa membawa penghapus hari ini.” “Pinjam penghapus dong!! Peka dikit lah kalo temannya tidak membawa penghapus waktu sekolah.” 3. “Bu, permisi, sekarang ada jamnya Ibu di kelas 9A.” “Bu, ada jam tuh di kelas saya, jangan lupa dong.” 4. “Ma, boleh minta tolong ambilkan pel? Susuku tumpah di lantai tadi. “Maaa, ambilkan pel cepat, susuku tumpah di lantai. Pel in sekalian ya.” 5. “Kak, boleh minta bantuan tidak? Ajari aku soal yang ini, aku lupa caranya.” “Kak, kerjain soal ini dong, aku lupa caranya nih.” 6. “Maaf ya, aku t

Gagal Pasang Plugin di QGIS? Coba Cara Ini

  QGIS atau yang dulunya biasa disebut Quantum GIS merupakan software  olah data spasial yang bereferensi kebumian. QGIS dikembangkan oleh programmer Gerry Sherman pada tahun 2002 dan rilis sebagai perangkat lunak Open Source yang diminati banyak penggunanya.  Dalam pemakaiannya agar lebih multiguna, QGIS memberikan banyak sekali plugin yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Plugin-plugin tersebut tidak semuanya otomatis terpasang ketika instalasi pertama pada dekstop. Banyak plugin yang bisa kita pilih dan pasang secara manual sesuai dengan kebutuhan kita dalam mengolah data pada QGIS. Namun, beberapa kali ditemui masalah dalam pemasangan plugin pada QGIS. Mulai dari jenis plugin yang dimaksud tidak ditemukan, pemasangan plugin yang memerlukan waktu terlalu lama, tidak berhasil memuat list plugin pada QGIS, dan mungkin masih banyak lagi (yang disebutkan hanya yang pernah dialami penulis sih hehehe) Nah, untuk mengatasi kendala-kendala di atas, Ada sebuah tips yang sebenarnya QGI

Majas Bahasa Indonesia

  A.     Pengertian Majas Majas adalah bahasa kias atau pengungkapan gaya bahasa yang dalam pemakaiannya bertujuan untuk memperoleh efek-efek tertentu agar tercipta sebuah kesan imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya. B.      Macam-macam Majas Ada 4 jenis Majas, antara lain : 1.       Majas Perbandingan. 2.       Majas Sindiran. 3.       Majas Pertentangan. 4.       Majas Penegasan. C.     Pembahasan 1.       Majas Perbandingan. Majas Perbandingan adalah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan juga pengaruhnya terhadap pendengar dan pembaca. A)     Sarkasme Majas Sarkasme adalah yang paling kasar dan biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah. Bahkan terkadang majas ini dapat langsung menusuk perasaan. Ø   Contoh                         : 1)       Dasar kerbau dungu , kerja begini saja tidak becus! 2)       Otakmu memang otak udang . 3)       Mau muntah aku melihat wajahmu itu, pergi k