Skip to main content

GUA PINDUL YOGYAKARTA




A.    Letak Gua Pindul        


Gua Pindul berada di S7°55'42" E110°38'53" menurut peta via google. Tepatnya di Padukuhan Gelaran, Desa Bejiharjo, Karangmojo. Gua ini memiliki panjang 350 m dengan 3 zona, yakni zona terang, zona remang, sampai dengan zona gelap. Zona remang dapat kita temui di dalam gua dengan kedalaman air mencapai 5 meter. Gua ini dilalui oleh mata air yang mencapai kedalaman 12 meter jika sudah mencapai tengah gua.

B.     Batuan Gua Pindul
Di dalam Gua Pindul terdapat batuan Stalaktit dan Stalakmit.
1.      Stalaktit adalah batuan yang tumbuh ke arah bawah dan menimbulkan tetesan.
2.      Stalakmit adalah batuan yang tumbuh akibat tetesan dari Stalaktit.
3.      Pilar adalah batuan yang timbul akibat batuan Stalaktit dan batuan Stalakmit menyatu.
4.      Batuan Korden, yaitu batuan yang tumbuh bukan ke atas atau ke bawah, melainkan ke arah samping kanan ataupun kiri (melebar).
5.      Batuan Kristal, yaitu batuan yang terbentuk dari sari pati tumbuhan, berwarna mengkilap seperti kristal yang sering kita temui di toko-toko perhiasan.
Batuan Stalaktit dan Stalakmit tumbuh kurang lebih 5 mm dalam kurun waktu  5 sampai dengan 10 tahun. Di dalam Gua Pindul terdapat Batu Stalaktit terbesar di Indonesia. Karena adanya batu besar tersebut, jalan gua mengalami penyempitan hinga 1 meter. Ada juga batu stalaktit yang memiliki mitos “jika mendapat tetesan airnya, maka seorang wanita akan tampak awet muda juga cantik.” Tidak hanya itu, bagi pengunjung laki-laki Gua Pindul juga memiliki sebuah batu Stalakmit dengan mitos “Jika pengunjung laki-laki menyentuhnya, maka pengunjung tersebut akan semakin tampak gagah dan kuat.” Di dalam Gua Pindul juga terdapat sebuah batu yang dulunya digunakan untuk tempat bertapa seorang leluhur. Selain batu-batu di atas, Gua Pindul juga memiliki batu-batu gamelan, di mana jika kita memukulnya maka yang terdengar adalah suara gamelan bukan suara batu seperti biasanya.

C.     Organisme Hidup Gua Pindul


Di dalam Gua Pindul terdapat 2 jenis kelelawar, yaitu Kelelawar jenis Codot, yaitu kelelawar pemakan buah. Kelelawar yang lain adalah kelelawar jenis Kampret, sama-sama pemakan buah, tetapi ukurannya lebih kecil dari codot.
Kelelawar-kelelawar ini hidup di dalam Gua Pindul secara bergerombol, kuku-kuku tajam di jari kaki mereka mencengkeram kuat atap-atap gua sehingga atap gua mengalami pengikisan membentuk lubang-lubang yang di dalamnya bergerombol para kelelawar tidur. Bercak-bercak coklat yang ada di atap-atap gua bukan merupakan bercak-bercak hasil manusia purbakala melainkan hasil dari kotoran kelelawar.
Di dalam Gua Pindul juga terdapat tumbuhan lumut. Namun, lumut hanya dapat tumbuh di dinding gua di zona terang, karena lumut membutuhkan cahaya matahari untuk hidup.

D.    Pemanfaatan Gua Pindul


Bagi masyarakat sekitarnya, Gua Pindul merupakan tepat kunjungan yang mengasyikkan dan cukup ramai. Kita dapat menikmati Gua Pindul dengan sebuah rafting ramai-ramai menggunakan ban karet yang dapat kita manfaatkan untuk mangapung di air. Ban tersebut akan bergerak sesuai aliran mata air. Sehingga kita harus bergandengan dengan teman kita agar tidak terpisah.
Gua Pindul dibuka menjadi tempat pariwisata mulai tahun 2010, saat itu ada penilitian tentang geologi oleh mahasiswa UGM di wilayah Gua Pindul. Pada akhirnya, Gua ini dinobatkan sebagai wilayah pariwisata dan edukasi geologi Indonesia tepatnya di Kota Istimewa, Yogyakarta.

Sumber  artikel : Pemandu Wisata Gua Pindul, DIY, 6 November 2016
Sumber foto : google

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Tutur Kata yang Baik dan Buruk

No. Tutur Kata yang Baik Tutur Kata yang Buruk 1. “Permisi, saya mau tanya. Rumahnya bapak kepala desa ini di mana ya?” “Hai kamu, tau rumahnya kepala desa di sini tidak? Masa sih warga desa tidak tahu rumah kepala desanya.” 2. “Boleh pinjam penghapusmu tidak? Aku lupa membawa penghapus hari ini.” “Pinjam penghapus dong!! Peka dikit lah kalo temannya tidak membawa penghapus waktu sekolah.” 3. “Bu, permisi, sekarang ada jamnya Ibu di kelas 9A.” “Bu, ada jam tuh di kelas saya, jangan lupa dong.” 4. “Ma, boleh minta tolong ambilkan pel? Susuku tumpah di lantai tadi. “Maaa, ambilkan pel cepat, susuku tumpah di lantai. Pel in sekalian ya.” 5. “Kak, boleh minta bantuan tidak? Ajari aku soal yang ini, aku lupa caranya.” “Kak, kerjain soal ini dong, aku lupa caranya nih.” 6. “Maaf ya, aku t

Gagal Pasang Plugin di QGIS? Coba Cara Ini

  QGIS atau yang dulunya biasa disebut Quantum GIS merupakan software  olah data spasial yang bereferensi kebumian. QGIS dikembangkan oleh programmer Gerry Sherman pada tahun 2002 dan rilis sebagai perangkat lunak Open Source yang diminati banyak penggunanya.  Dalam pemakaiannya agar lebih multiguna, QGIS memberikan banyak sekali plugin yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Plugin-plugin tersebut tidak semuanya otomatis terpasang ketika instalasi pertama pada dekstop. Banyak plugin yang bisa kita pilih dan pasang secara manual sesuai dengan kebutuhan kita dalam mengolah data pada QGIS. Namun, beberapa kali ditemui masalah dalam pemasangan plugin pada QGIS. Mulai dari jenis plugin yang dimaksud tidak ditemukan, pemasangan plugin yang memerlukan waktu terlalu lama, tidak berhasil memuat list plugin pada QGIS, dan mungkin masih banyak lagi (yang disebutkan hanya yang pernah dialami penulis sih hehehe) Nah, untuk mengatasi kendala-kendala di atas, Ada sebuah tips yang sebenarnya QGI

Bahasa Daerah Sumatera Barat

Konnichiwa Minna... !! Kali ini Kaze akan nge share sesuatu yang berbau dengan Keragaman Budaya di Indonesia.. Berikut sesuatunya.....: v B ahasa D aerah S umatera B arat 1.     B ahasa M inangkabau / B aso M inang P embahasan Bahasa Minangkabau atau Baso Minang adalah salah satu anak cabang bahasa Austronesia yang dituturkan khususnya di wilayah Sumatera Barat, bagian barat propinsi Riau serta tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia. Bahasa Minangkabau yang memiliki beberapa dialek, seperti dialek Bukittinggi, dialek Pariaman, dialek Pesisir Selatan, dan dialek Payakumbuh. Di daerah Pasaman dan Pasaman Barat yang berbatasan dengan Sumatera Utara, juga dituturkan Bahasa Batak dialek Mandailing. Sumber Berita: www.swarakalibata.com http://kerjasamarantau.sumbarprov.go.id/berita-kependudukan-provinsi-sumatera-barat.html#ixzz3YgjdSeQF Terdapat pertentangan mengenai hubungan bahasa Minangkabau dengan bahasa Melayu. Sebagian pakar bahasa me